Selasa, 19 April 2016

nokia

TEMPO.CO , Jakarta:Penjualan ponsel Nokia kian merosot di India. Selama 14 tahun mendominasi pasar, Nokia mulai tergusur oleh Samsung. Para konsumen ponsel di Mumbai lebih memilih Samsung dibandingkan Nokia.

India merupakan pasar kedua terbesar ponsel dunia. Pelanggannya bisa melebihi 900 juta pelanggan. Selama 14 tahun lebih Nokia menjadi primadona penjualan telepon seluler di dunia.  Produk buatan Finlandia tersebut hampir menjadi alat komunikasi wajib sehari-hari.

Toko di Mumbai, Toko Manish Katrie merasakan penurunan permintaan Nokia, dan peningkatan penjualan Samsung. Tak hanya Toko Manish Katrie, penjualan Nokia terjadi di ribuan toko ponsel lain di India, serta pasar-pasar berkembang lainnya.

Penjualan ponsel Nokia turun hingga 16 persen di tri wulan pertama tahun ini. Penjualan mereka tersaingi produk-pdoruk Cina dan Taiwan seperti ZTE dan Huawei yang terus melonjak.

Analis mengatakan Nokia kurang diminati karena gagal memenuhi permintaan pasar yang dinamis seiring bertambahnya konsumen kelas menengah. Tak hanya itu, di negara seperti India Nokia harus berkompetisi dengan jaringan operator sangat kuat karena marjin yang tipis dan tak ada subsidi. Sehingga pendekatan ke pedagang kadang menjadi faktor penentu.

Di Toko Katrie misalnya, "Bagi pedagang kecil seperti kami bahkan kami sulit mendapat contoh ponsel dari Nokia untuk ditunjukkan kepada konsumen," katanya.

Dengan menjual rata-rata 500 produk dalam sebulan mungkin tidak ada apa-apanya bagi Nokia. Tapi, Samsung rutin mengirim pegawainya sebulan sekali ke toko untuk memperkuat akses.

Turunnya penjualan Nokia juga terjadi di Cina, pasar ponsel terbesar di dunia. Kekalahan Nokia disana lebih diutamakan karena peran besar operator yang mendominasi penjualan ponsel. "Mereka lebih memprioritaskan produk domestik ketimbang luar negeri," ujar analis Pete Cunningham dari Canalys.

Selama Januari - Maret lalu penjualan Nokia bahkan turun 62 persen dibanding tahun lalu. Begitu pula di Afrika, dari yang sebelumnya menguasai pasar sebanyak 62 persen dua tahun lalu, posisinya kini hanya menguasai pasar sebanyak 51 persen.

Meski turun, penjualan Nokia tetap besar di benua tersebut karena ia unggul dalam hal distribusi. "Tapi itu harus tetap diwaspadai sebagai sinyal penurunan penjualan," ujar Neil Mawston kepada salah satu perusahaan analis strategi di sana.

Untuk memperkecil kerugian, saham Nokia telah kehilangan hingga tiga perempat nilai selama setahun terakhir. Bahkan, pekan ini dua lembaga penilai kredit memotong peringkatnya ke status sampah.

Nokia sendiri menyatakan tetap akan berinvestasi untuk menarik pelanggan di pasar telepon seluler. "Portofolio ponsel kami terus menjadi kuat, terutama di pasar kunci seperti India, Nigeria, Brasil dan Meksiko di mana produk Asha menerima catatan tinggi skor dari konsumen," kata Mary McDowell, EVP ponsel Nokia.

Dia mengatakan perusahaan akan mengumumkan rencana data untuk model telepon dasar Asha 202 baru dengan lima operator di India pada hari Senin ini.



Belajar dari Kekalahan Nokia

Ada pelajaran berharga bagi para pelaku bisnis di balik kekalahan perusahaan kelas dunia Nokia. Nokia yang pernah berjaya dalam industri phone seluler harus melempar handuk dalam persaingan bisnis seluluer yang berjalan sangat cepat dan ketat. Apa kesalahan yang diperbuat oleh Nokia? Nyaris tidak ada, cuma karena lamban dalam merespon persaingan dan perubahan yang cepat, sehingga Nokia kalah dalam persaiangan bisnis.
Hal inilah yang diakui oleh CEO Nokia Jorma Ollila mengumumkan persetujuan akuisisi Microsoft terhadap Nokia. Dia mengatakan kalimat terakhir: "Kami tidak melakukan sesuatu kesalahan, tapi saya tidak tahu mengapa kami kalah".
Nokia memang tidak melakukan sesuatu yang salah, namun dunia dan lingkungan bisnis berubah terlalu cepat dan ketat. Para analis menilai, Nokia terlena dengan kejayaan di masanya sehingga terlewatkan untuk belajar, terlewatkan perubahan, dan akhirnya kehilangan kesempatan! Juga, mereka bukan saja melewatkan kesempatan untuk membuat uang, tetapi kesempatan untuk bertahan hidup.
“Kekalahan Nokia bisa jadi pelajaran bagi pebisnis dan pelaku ekonomi,” ujar Ketua Penguus Koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT UGT Sidogiri Indonesia H. Mahmud Ali Zain. Kata kuncinya,  tandasnya,  INOVATIF dan KREATIF. Bukan jalan mundur berjalan lamban saja akan didahului oleh yang ada di belakangnya.
Oleh karena itu, dia mengharapan kepada para alumni Sidogiri untuk berfikir dan bekerja kreatif dan inovatif. “Pelajari kesuksesan dan keberhasilan orang lain demi untuk memajukan usaha usaha kita baik bidang pendidikan, dakwah, ekonomi dan sosial,” tuturnya.
Selain itu, dia mewanti-wanti agar para alumni Sidogiri untuk tidak membuat  konflik internal. "Namun jika ada konflik, cepatlah diselesaikan dengan cepat jangan berlari-larut. Umur kita akan habis dengan konflik,” katanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar